Peran media massa dalam membantu membangun perdamaian di tengah konflik negara tidak bisa dianggap remeh. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, media massa memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini dan persepsi masyarakat terhadap suatu konflik yang sedang terjadi.
Menurut Dr. Jamal Nasir, seorang pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, media massa memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi yang akurat dan berimbang mengenai konflik yang terjadi. Dengan demikian, masyarakat dapat memahami secara lebih mendalam akar permasalahan dan meresponsnya dengan bijak.
Namun, sayangnya tidak semua media massa dapat menjalankan peran mereka dengan baik. Beberapa media cenderung menyebarluaskan informasi yang tendensius atau bahkan memanas-manasi situasi konflik yang sedang berlangsung. Hal ini dapat memperkeruh suasana dan memperpanjang durasi konflik tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi media massa untuk memainkan peran mereka secara bertanggung jawab. Mereka harus dapat menyajikan informasi yang objektif dan tidak memihak kepada salah satu pihak yang bertikai. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Iskandar Ali, seorang jurnalis senior, “Media massa seharusnya menjadi penjaga perdamaian, bukan memperkeruh konflik.”
Selain itu, media massa juga dapat memainkan peran sebagai fasilitator dialog antara pihak-pihak yang bertikai. Dengan memberikan ruang bagi berbagai sudut pandang dan pendapat, media massa dapat membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara pihak-pihak yang berseteru.
Dalam konteks globalisasi dan digitalisasi, peran media massa dalam membangun perdamaian semakin penting. Mereka memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat dalam menghadapi konflik dan mempromosikan nilai-nilai perdamaian.
Sebagai masyarakat yang cerdas dan kritis, kita juga memiliki tanggung jawab untuk memilih media massa yang dapat dipercaya dan mendukung perdamaian. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama membangun perdamaian di tengah konflik negara.