Perang Asimetris: Ancaman Baru dalam Perang Hari Ini


Perang Asimetris, atau perang tidak konvensional, adalah sebuah fenomena yang semakin mengancam dalam dunia pertahanan dan keamanan global saat ini. Ancaman ini muncul sebagai bentuk baru dari konflik bersenjata yang tidak lagi terikat oleh aturan-aturan tradisional perang.

Menurut Dr. Muhadi Sugiono, pakar pertahanan dan keamanan, Perang Asimetris merupakan bentuk perang yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang tidak seimbang. Dalam hal ini, pihak yang lebih lemah akan menggunakan taktik dan strategi yang tidak konvensional untuk melawan pihak yang lebih kuat.

Ancaman Perang Asimetris semakin nyata terasa dalam situasi konflik di berbagai belahan dunia, seperti di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Taktik yang digunakan dalam Perang Asimetris bisa berupa serangan teroris, propaganda politik, kampanye media sosial, atau bahkan serangan siber.

Menurut Jenderal TNI (Purn) Agus Sutomo, perang tidak lagi hanya terjadi di medan pertempuran fisik, namun juga melibatkan pertempuran di ranah non-fisik, seperti media dan teknologi informasi. “Perang Asimetris mengubah paradigma perang konvensional yang selama ini kita kenal. Kita harus siap menghadapi ancaman ini dengan cara yang lebih cerdas dan inovatif,” ujarnya.

Dalam menghadapi Ancaman Perang Asimetris, kolaborasi antara berbagai lembaga dan instansi di tingkat nasional maupun internasional menjadi kunci utama. Koordinasi yang baik antara militer, pemerintah, dan lembaga intelijen akan memperkuat pertahanan negara dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks dan dinamis.

Dengan adanya kesadaran akan Ancaman Perang Asimetris ini, diharapkan para pemangku kebijakan dan ahli pertahanan dapat terus mengembangkan strategi dan taktik yang efektif dalam melawan ancaman baru ini. Sebagai negara yang berdaulat, kita harus siap menghadapi berbagai bentuk ancaman, termasuk Perang Asimetris, dengan sikap yang waspada dan proaktif.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa