Ketidakstabilan politik dan ekonomi seringkali menjadi penyebab utama terjadinya konflik dan perang di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor kompleks yang saling terkait dan memperburuk kondisi negara. Ketidakstabilan politik dapat muncul akibat adanya perselisihan antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemerintahan, sedangkan ketidakstabilan ekonomi seringkali dipicu oleh ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola keuangan negara.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin, “Ketidakstabilan politik dan ekonomi merupakan dua sisi dari satu koin yang saling mempengaruhi. Jika salah satu sisi mengalami gangguan, maka dampaknya akan dirasakan secara luas oleh masyarakat.” Hal ini terbukti dengan banyaknya konflik dan perang yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi.
Salah satu contoh yang dapat kita lihat adalah konflik di Papua. Ketidakstabilan politik di daerah tersebut disebabkan oleh adanya gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Sementara itu, ketidakstabilan ekonomi di Papua terjadi akibat minimnya pembangunan infrastruktur dan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya alam.
Menurut peneliti dari Institute for Security and Development Policy, Lina Grip, “Ketidakstabilan politik dan ekonomi merupakan akar dari konflik dan perang di Papua. Penting bagi pemerintah untuk mencari solusi jangka panjang yang dapat mengatasi masalah tersebut.”
Tak hanya di Papua, ketidakstabilan politik dan ekonomi juga menjadi penyebab utama terjadinya konflik di berbagai daerah lain di Indonesia. Misalnya, konflik antara agama di Poso yang dipicu oleh ketidakstabilan politik dan ekonomi lokal.
Untuk itu, diperlukan upaya serius dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi ketidakstabilan politik dan ekonomi ini. Dengan menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, diharapkan Indonesia dapat terhindar dari konflik dan perang yang merugikan banyak pihak.