Keterpurukan ekonomi akibat perang menjadi momok yang menakutkan bagi banyak negara di dunia. Nasib rakyat yang tersisih akibat konflik bersenjata seringkali terabaikan, padahal merekalah yang paling merasakan dampaknya.
Menurut data dari Bank Dunia, perang telah menyebabkan terjadinya keterpurukan ekonomi yang signifikan di berbagai negara. Pertumbuhan ekonomi melambat, inflasi meningkat, dan tingkat pengangguran melonjak. Hal ini tentu berdampak langsung pada rakyat, terutama mereka yang berada di garis depan konflik.
Salah satu contoh negara yang mengalami keterpurukan ekonomi akibat perang adalah Suriah. Konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun telah merenggut nyawa ribuan warga dan menghancurkan infrastruktur yang ada. Menurut laporan dari Amnesty International, lebih dari 80% penduduk Suriah hidup di bawah garis kemiskinan akibat perang yang tak kunjung usai.
Pakar ekonomi, Dr. Ahmad Ibrahim, mengatakan bahwa keterpurukan ekonomi akibat perang tidak hanya berdampak pada sektor keuangan, namun juga pada kehidupan sehari-hari rakyat. “Ketika terjadi perang, investasi dan perdagangan akan terhenti, hal ini akan berdampak pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan,” ujarnya.
Tak hanya itu, nasib rakyat yang tersisih akibat konflik juga terlihat dari tingkat pengungsi yang terus meningkat. Menurut data dari UNHCR, lebih dari 25 juta orang telah menjadi pengungsi akibat konflik di berbagai belahan dunia. Mereka kehilangan rumah, pekerjaan, dan bahkan keluarga akibat perang yang tak kunjung usai.
Dengan melihat kondisi tersebut, penting bagi negara-negara untuk bekerja sama dalam mencegah konflik bersenjata yang dapat menyebabkan keterpurukan ekonomi dan menimbulkan korban di kalangan rakyat. Seperti yang dikatakan oleh Sekjen PBB, Antonio Guterres, “Perang tidak pernah memberikan solusi, namun hanya menimbulkan lebih banyak masalah. Kita harus bersatu melawan konflik dan memperjuangkan perdamaian demi kesejahteraan semua rakyat.”
Dengan demikian, upaya untuk mencegah keterpurukan ekonomi akibat perang dan melindungi nasib rakyat yang tersisih harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak. Hanya dengan perdamaian, kita dapat menciptakan dunia yang lebih aman dan sejahtera bagi semua.