Perang dan kelaparan, dua kondisi mengerikan yang seringkali menjadi kenyataan pahit bagi sebagian besar rakyat di dunia. Perang, sebuah konflik bersenjata antara dua negara atau kelompok, seringkali meninggalkan puing-puing kehancuran dan korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya. Sementara kelaparan, keadaan di mana seseorang atau suatu komunitas tidak memiliki cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, merupakan musuh yang tak kalah mematikan.
Menurut data dari World Food Programme, lebih dari 821 juta orang di dunia menderita kelaparan kronis pada tahun 2018. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya masalah kelaparan yang masih dihadapi oleh masyarakat global saat ini. Hal ini diperparah lagi dengan adanya konflik bersenjata di berbagai belahan dunia, yang membuat akses terhadap bantuan kemanusiaan menjadi sulit dan memperburuk kondisi pangan yang sudah buruk.
Dalam situasi perang, rakyatlah yang seringkali menjadi korban terbesar. Mereka kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan mata pencaharian mereka. Dalam kondisi seperti ini, kelaparan seringkali menjadi ancaman yang mengintai. Keterbatasan akses terhadap sumber daya pangan dan perlindungan, membuat rakyat rentan terhadap kelaparan dan penyakit yang bisa muncul akibat kekurangan gizi.
Menurut Dr. David Beasley, Direktur Eksekutif World Food Programme, “Perang dan kelaparan merupakan dua sisi dari koin yang sama. Kedua kondisi ini saling terkait dan memperburuk satu sama lain. Kita tidak bisa mengatasi masalah kelaparan tanpa mengakhiri konflik bersenjata, dan sebaliknya.”
Di Indonesia sendiri, perang dan kelaparan juga bukanlah hal yang asing. Konflik bersenjata di beberapa wilayah seperti Papua dan Poso telah meninggalkan korban jiwa dan mengganggu ketahanan pangan masyarakat setempat. Bencana alam seperti banjir dan kekeringan juga seringkali menjadi penyebab munculnya kelaparan di beberapa daerah.
Untuk mengatasi kondisi mengerikan ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat. Bantuan kemanusiaan harus disalurkan dengan cepat dan efisien kepada yang membutuhkan, serta upaya perdamaian dan penyelesaian konflik harus terus didorong agar perang tidak lagi menjadi pemicu utama dari kelaparan.
Perang dan kelaparan, dua musuh yang harus segera diatasi demi kesejahteraan rakyat. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam memerangi kedua kondisi mengerikan ini, agar hari-hari yang penuh dengan kebahagiaan dan kesejahteraan dapat segera terwujud bagi semua orang. Semoga perang dan kelaparan tidak lagi menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh rakyat di masa depan.